Riwayat Suku Karen Di Thailand

 Riwayat Suku Karen Di Thailand

Suku Karen ialah suku yang mempunyai jumlah anggota suku paling besar di Thailand dengan jumlah seputar 28 ribu orang, suku Karen dikelilingi pegunungan serta daratan tinggi dibagian utara, serta tengah Thailand. Rumah mereka dibuat dari bambu serta berupa panggung di mana sisi bawah dari panggung dipakai untuk rumah hewan-hewan ternak.

Di leher wanita-wanita Suku Karen terpasang gelang logam memiliki warna keemasan. Gelang-gelang ini manfaatnya untuk membuat leher serta kaki mereka supaya bertambah panjang, sebab menurut tradisi mereka, makin panjang leher wanitanya karena itu mereka akan dipandang makin terlihat cantik. Yang makin antik lagi fakta mereka kenakan gelang-gelang itu didasari kebudayaan turun temurun dan keyakinan jika wanita Suku Karen berawal dari satu ekor Burung Phoenix.

Untuk orang Suku Karen, phoenix ialah nenek moyang wanita yang berpasangan dengan naga yang dipandang seperti nenek moyangnya beberapa pria suku itu. Berat gelang besi di leher wanita dewasa capai 5 kg serta gelang kaki di bawah lutut beratnya semasing 1 kg. Bermakna tiap hari mereka bawa beban 7 kg. Gelang itu mulai dipakaikan semenjak mereka berumur 5 tahun. 

Awalannya cuman 2-3 tumpuk gelang, serta tiap 2-3 tahun sekali tumpukan gelang ditambahkan sampai mereka capai umur 19 tahun di mana gelang-gelang barusan diganti dengan gelang besi yang dibuat dari satu besi lonjor panjang yang dibuat melingkar atau dililitkan ke leher mereka. 

Gelang itu dapat dilepaskan tetapi proses pelepasannya sendiri tidak gampang serta cuman dilaksanakan di saat menikah, melahirkan serta wafat. Umumnya wanita karen wafat di umur 40-50 tahun, itu kemungkinan sebab besi-besi yang memberatkan tulang leher menghancurkan formasi tulang di organ badan lain.

Peranan lain dari gelang-gelang itu sebagai pelindung. Dahulu waktu mereka masih tinggal dipegunungan, mereka seringkali terjebak contact dengan binatang buas seperti harimau, beruang dan lain-lain. Biasanya, binatang buas itu menyerbu manusia di bagian leher serta kerongkongan. Untuk itu gelang-gelang itu berperan untuk pelindung untuk kaum wanita Suku Karen. Kekhasan Suku Karen digunakan dengan benar-benar baik oleh dunia pariwisata Negara Thailand.

Mereka diletakkan di sejumlah dusun salah satunya, Huay Pu Keng, Huay Suah Thoh, Kayan Pu Keng dan lain-lain. Desa-desa ini dipromosikan untuk salah satunya kekhasan kebudayaan Thailand. Beberapa pelancong yang bertandang untuk melihat kekhasan Suku Karen dikenai ongkos sebesar $10 US. Untuk menolong penghasilan keluarga, wanita Suku Karen jual beberapa tipe barang kerajinan ciri khas suku itu. Contohnya Permainan Draw Poker kain tenun Suku Karen yang cukup terkenal dan beberapa foto yang memperlihatkan pekerjaan mereka setiap hari termasuk juga proses pelepasan gelang leher. Sesaat golongan pria setiap harinya kerja di kebun dari pagi sampai petang.

Bahasa Suku Karen

Bahasa suku Karen, masuk ke anggota barisan Tibeto-Burman dari keluarga bahasa Sino-Tibet, terbagi dalam 3 cabang aksen yang sama-sama bisa dimengerti yakni S'gaw, Pwo, serta Pa'o. Karen Merah serta Kayan ialah cabang aksen S'gaw. Bahasa-bahasa Karen benar-benar antik antara bahasa Tibet-Burman dalam mempunyai posisi kata subyek-kata kerja-obyek, kecuali Karen serta Bai, bahasa Tibet-Burman feature posisi subyek-obyek-verba. Penyimpangan ini kemungkinan sebab impak bahasa Sen serta Thai.

Agama Serta Keyakinan Suku Karen

Sebelumnya suku Karen ialah pengikut Animisme, selanjutnya sebab impak orang Sen yang pengikut agama Buddha yang menguasai di Burma, merangkumun mulai berpedoman tuntunan Buddha sampai tengah era 18. Tha BYU, yang pertama-tama mengkonversi ke agama Kristen di tahun 1828, dibaptis oleh Rev George Boardman, rekanan Adoniram Judson, dari American Visi Baptis Warga Luar Negeri. Ini hari, orang Karen beberapa beragama Kristen dari Gereja Katolik atau Gereja Protestan. Beberapa denominasi Protestan paling besar ialah Baptis serta Advent Hari Ke-7.

No comments:

Post a Comment