Riwayat Asal Mula Orang Osing Banyuwangi

 

Riwayat Asal Mula Orang Osing Banyuwangi

BUPATI Kudus, Candranagara, seorang penulis perjalanan sedang melingkari Jawa pada 1860. Dia datang di ujung timur tanah Jawa. Orang seputar mengatakan Blambangan (Bayuwangi).Di situ, Si Bupati lihat tingkah tidak sama beberapa orang ditempat waktu bicara dalam bahasa Jawa. Banyak kosakata baru.

"Ngangge tembung Jawi nanging langkah dhusun (memakai bahasa Jawa tetapi langgam desa)," catat Candranagara diambil Marcel Bonneff dalam Peregrinations Javanaises: les Voyages de RMA Purwa Lelana: une seksion de Java au XIXe siecle.

Candranagara demikian menyimak kekhasan bahasa itu. Dia mulai lakukan penelitiam kecil-kecilan. Untuknya, bahasa warga Blambangan jauh tidak sama dalam bahasa Jawa Timur serta Tengah. Dia melabelinya untuk bahasa Jawa Desa (Jawi Dhusun).

Tidak sama dengan Candranagara, Sarjanawan asal Belanda, C Lekkerkerker malah mengatakan untuk bahasa Osing.

Kata Osing atau Using, menurut Lekkerkerker pada riset berjudul "Blambangan", dimuat De Indische Gids tahun 1923, datang dari bahasa Bali, Sing bermakna ‘tidak'. "Watak, bahasa, serta tradisi orang Using benar-benar tidak sama dari Jawa yang lain" pungkas Lekkerkerker. Tidak Jawa, Bali, atau Madura.

Sesaat beberapa penuturnya, Wong Using atau Orang Using, menurut John Scholte pada urainnya mengenai tarian Gandrung Banyuwangi bertopik "Gandroeng van Banjoewangi" dimuat koran Djawa tahun 1927, adalah panggilan Wong Kulonan atau pendatang asal Jawa Tengah, Bali, Bugis, serta Mandar untuk anggota warga sisa-sisa kerajaan Blambang berlagakma Hindu.

Wong Kulonan berkunjung ke Banyuwangi pada kira-kira era 18, saat VOC mulai menjual keberuntungan di ujung timur Jawa. Di tahun 1765 VOC kuasai Blambangan, tetapi rakyat ditempat menampik patuh. Mereka masih berkeras tidak ingin pergi berladang di perkebunan punya Belanda. Hadapi penampikan itu, menurut Perkembangan Casino Online Pigeaud pada "Stukken Betreffende het Onderzoek in Blambangan" TBG 1929, karena itu pemilik perkebunan datangkan orang Cirebon, Banyumas, serta Kebumen untuk kerja di perkebunannya.

Orang Using selanjutnya jadi satu entitas tertentu. Mereka mempunyai adat, budaya, serta bahasa tidak sama sama orang Jawa Timur atau Tengah. Demikian juga bahasanya tidak lagi dilihat untuk aksen Jawa.

Bahasa Using, menurut Herusantosa Suparman dicuplik pada disertasinya bertopik "Bahasa Using di Kabupaten Banyuwangi", berdasar perbandingan kosakata dalam bahasa Jawa benar-benar sejajar dengan cara genealogi bahasa sebab kedua-duanya adalah perubahan dari bahasa Jawa Kuna.

No comments:

Post a Comment