Tokoh Riwayat Indonesia
Riwayat Indonesia memanglah belum memberikan lelaki yang lahir pada 1889 ruangan besar buat namanya untuk menjulang seperti Seenakn, Darsono, Muso, serta Aidit. Walau sebenarnya dia adalah tokoh lama yang sudah bergeliat dalam beberapa tahun awal Partai Komunis Indonesia (PKI) tercipta. Dia adalah tokoh riwayat Indonesia dan pejuang rakyat yang aktif serta persisten semenjak waktu gerakan nasional. Dia banyak memberikan suport pada generasi muda untuk melanjutkan perjuangan. Terutamanya saat-saat sesudah pemberontakan PKI tahun 1948.
Satu pengakuan mengagetkan dikeluarkan oleh Kementerian Kehakiman Mr. Soesanto Tirtoprodjo tentang nasib PKI sesudah pemberontakan PKI 1948 di Madiun. Kejelasan itu tentang pemerintah tidak larang PKI serta tidak tangkap tokoh-tokohnya, terkecuali yang menyalahi hukum. Kebijaksanaan pemerintah tentang Perkembangan Casino Online selanjutnya diterima positif, dapat dibuktikan diiringi jumlahnya tokoh PKI yang ada dari tempat persembunyiannya. Diantaranya ialah Alimin bin Prawirjodirdjo[1] —tokoh tua PKI, yang tampil di Yogyakarta. Pada saat itu kekosongan di bangku kepemimpinan partai sebab tewasnya Muso membuat dapat isi kedudukan itu. Ditambah lagi dengan ia mempunyai sikap besar seorang pimpinan, ringkas membuat namanya mencolok, dia juga dihormati oleh generasi muda komunis Indonesia. Ini memberi Alimin kesempatan untuk pimpin PKI.
Di saat dia memegang, hal pertama yang ditemuinya di partai ialah hancurnya susunan partai karena pemberontakan Madiun. Resiko yang lain ialah tentang citra jelek partai. Demikian ada di bawah kendalinya, langkah pertama yang diambil ialah mengumpulkan kembali lagi beberapa anggota dari pertama serta mengkadernya dengan selektif. Selain itu Alimin membuat kembali lagi Sekretariat Central Comite (CC) serta mengidentifikasi munculnya PKI dengan formasi Sekretariat CC itu yang ditayangkan pada 10 Juni 1950. Formasi itu terbagi dalam Sukisman (bekas Sekjen Pesindo), Djaetun (bekas Digulis), serta Ngadiman. Namun dengan cara ringkas pekerjaan partai belumlah ada terkecuali pekerjaan di parlemen yang dilaksanakan oleh Tan Ling Djie. [baca tokoh riwayat Indonesia lainnya]
Pada keadaan partai yang belum mempunyai pekerjaan berikut, Alimin mulai mengusahakan cara kongkret buat meniadakan citra jelek partai. Untuk kembalikan kemampuan partai, dia mengaplikasikan kebijaksanaan yang bertambah ketat dengan mempertimbangkan kualitas beberapa anggotanya. Dia membuat partai kecil dengan membuat fondasi yang kuat dibarengi suport kader yang mahir. Alimin membuat PKI untuk partai kader.
Memakai taktik sama seperti yang diaplikasikan Sneeveliet untuk menginfiltrasi SI, Alimin memakai cara yang serupa. Taktik infiltrasi yang diaplikasikan Alimin dapat dibuktikan cukup tepat. Dia memerintah kader partainya masuk di beberapa organisasi kepemudaan, buruh, petani, serta wanita. Tetapi dalam usahanya membuat kembali lagi kemampuan PKI, malah tiba rintangan dari barisan muda. Ada ketidaksamaan visi di antara barisan tua yang diawaki Alimin dengan barisan muda yang dimotori DN. Aidit. Ketidaksamaan ini makin kuat dengan timbulnya friksi di ke-2 tim, yang menjelma jadi persaingan perebutan impak.
Pada 7 Januari 1951 berlangsung suksesi DN. Aidit pada kepemimpinan tua. Alimin dijungkal. Habis telah peranannya untuk tokoh penting. Tempatnya di politbiro juga digusur dengan fakta Alimin terusik kesehatannya pada Oktober 1953. Kemudian PKI jalankan garis politik dengan memobilisasi kemampuan massa serta koordinasi. Berdasar SK Presiden No. 163 Tahun 1964 tertanggal 26 Juni 1964, tokoh riwayat Indonesia Alimin dicatat untuk salah satunya Pahlawan Nasional Indonesia.

No comments:
Post a Comment