Riwayat Benteng Van Der Wijck

 Riwayat Benteng Van Der Wijck

Benteng Van Der Wijck ialah bangunan benteng warisan kolonial Belanda. Benteng ini ada di daerah Gombong, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Bangunan ini mempunyai metamorfosa riwayat yang paling disayangkan kurang diketahui oleh warga Kebumen biasanya. Serta selanjutnya berlangsung kekeliruan dalam penetapan periode waktu benteng ini dibikin. 

Sekarang beberapa pelancong yang bertandang di tempat wisata ini sudah terburu meyakini jika benteng Van Der Wijck dibuat di tahun 1818 sama seperti yang tercantum pada beberapa bagian ruang di benteng "AKU DIBANGUN TAHUN 1818". Dengan diperlengkapinya data riwayat di Benteng ini semakin lebih meningkatkan daya tarik tertentu

Pelurusan Riwayat Benteng Van Der Wijck

– Sebelum tahun 1844

Sebelum tahun 1844, Benteng Van der Wijck adalah bangunan kantor Kongsi Dagang VOC di Gombong. Bangunan itu benar-benar bukan berbentuk benteng. Besarnya kemampuan Dipanegara yang berpusat di bagelen selatan (saat ini kabupaten Kebumen) di tahun 1825 – 1830, menyebabkan Belanda datangkan bala pertolongan pasukan VOC dalam skala besar dari Batavia serta tempati kantor Kongsi Dagang VOC di Gombong. 

Tempat itu selanjutnya dibuat pertahanan militer Belanda dalam menantang kemampuan Dipanegara di Bagelen Selatan sampai waktu serangan besar – besaran Belanda dan pembumihangusan pendopo kota raja kabupaten Panjer sebagai pusat kemampuan paling akhir (1832). Kejadian itu mengubah posisi kantor Kongsi Dagang Gombong jadi tempat pertahanan Belanda di Gombong. Meskipun begitu, bangunan itu belum dirubah jadi benteng.

Berdirinya Benteng Gombong/Fort Generaal Cochius

Di tahun 1844 dibuatlah satu benteng Pertahanan Belanda di sisa kantor kongsi dagang VOC di gombong. Bangunan ini mempunyai tujuan untuk pertahanan dalam rencana persiapan perang menantang Kesultanan Yogyakarta. benteng ini dibuat semasa 4 tahun (usai di tahun 1848: sayang angka tahun di atas gerbang penting benteng yang dulu disamping selatan sudah hilang). 

Benteng ini selanjutnya dinamakan Fort Cochius/ Fort Generaal Cochius, diambil dari nama Letnan Jenderal Frans David Cochius, seorang komandan di Hindia Belanda yang pimpin pasukan Belanda di Gombong pada saat perang Dipanegara 1825 – 1830. Benteng ini dibuat oleh tentara corp. Zeni Belanda. Dari 1400 buruh yang kerja dalam project itu, 1200 orang salah satunya datang dari Kabupaten Bagelen, sedang bekasnya datang dari Kabupaten Banyumas. 

Beberapa buruh yang dipantau oleh pengawas yang diambil dari wilayah masing – masing. Beberapa buruh dibayar 15 sen / hari, sedang Pengawas mendapatkan 1 florin / hari. Bahan baku bangunan seperti kalsit serta kayu datang dari kabupaten seputar Bagelen, beberapa dari Banyumas.

Arsitektur Benteng

Benteng /Fort Cochius berupa sisi delapan, dengan tinggi 10 mtr. serta luas permukaan 7.168 m2. Dindingnya mempunyai ketebalan 1,4 m. Susunan ini terbagi dalam dua lantai, lantai pertama mempunyai empat pintu masuk serta 16 kamar besar, semasing memiliki ukuran 18 m x 6,5 m. 

Ada lagi 27 kamar dengan beberapa ukuran, 72 jendela, 63 menyambungkan serta keluar pintu, 8 tangga ke arah lantai dua, serta 2 tangga genting. Di lantai dua ada 70 pintu penghubung, 84 jendela, 16 kamar besar semasing memiliki ukuran 18 m x 6,5 m, 25 kamar kecil serta 4 tangga ke arah atap, 2 dari 4 tangga itu tidak ditujukan untuk umum, dengan situasi masih asli. Benteng ini mempunyai atap piramida yang dibuat dari bata merah, berbentuk bukit-bukit kecil dengan 2 lubang ventilasi di atas. Atap memiliki ukuran 3 m x 3 m x 1,5 m. 

Ada dua tipe pintu: pintu penting serta pintu yang ke arah kamar. Pintu penting terbagi dalam 4 buah semasing memiliki ukuran 3,25 m x 3 m sedang pintu kamar semasing memiliki ukuran 2,3 m x 2,1 m.

Di tahun 1856 benteng/Fort Cochius menjadi Pupillenschool (Sekolah Taruna Militer) untuk beberapa anak Eropa yang lahir di Hindia Belanda (saat ini Indonesia). Benteng/Fort Cochius beralih nama jadi benteng/Fort Van der Wijck untuk penghormatan pada Van der Wijck atas jasanya pada pemerintah Belanda dalam bagian kemiliteran di Hindia belanda.

Kisah Van Der Wijck

Ada tiga nama Van Der Wijck yang diketahui sempat bekerja di Hindia Belanda terutamanya di Jawa. Nama benteng Gombong yang sekarang diketahui dengan nama Van Der Wijk benar-benar kemungkinan besar diambil dari diantaranya. 

Sebelum merinci tentang ke-3 Van Der Wijck, ada satu keganjilan yang kita temui di benteng itu berbentuk tulisan "Van Der Wijck" yang peluang itu dibikin jauh sesudah benteng itu berdiri untuk alternatif tulisan "Chocius". Hal tersebut kemungkinan Permainan mesin slot  berlangsung pada saat satu dari ke tiga Van Der Wijk berkuasa di Jawa. Ini dihubungkan adanya beberapa nama dalam pintu masuk benteng yang rupanya diantaranya adalah nama dari orangtua Jenderal Chocius. 

Dengan cara nalar, saat ada nama orangtua dari Chocius ditambah benteng itu diberi nama "Fort Geneeral Chocius", semestinya nama Chocius tercantum di benteng (ditambah nama orang tuanya juga dicatat). Tetapi yang kita temui ialah Van Der Wijk. Dari nalar tersebutlah dapat bisa saja ada perkembangan nama/tulisan Chocius jadi Van Der Wijk oleh pembesar militer Hindia belanda pada saat spesifik.

Majoor Generaal Harmen Jan Van der Wijck; pakar perbentengan yang bekerja waktu gubernur jendral Deandles serta Janssen. Tapi sebab sebelum perang Diponegoro telah pensiun serta kembali pada Belanda, nama Van der Wijck yang ini jelas mustahil.

Luitenant Generaal Carel Van der Wijck; Dia adalah anak pertama dari Majoor Generaal Harmen Jan Van der Wijck. Di tahun 1837, dia memegang direktur genie KNIL serta terjebak dalam pembangunan benteng di Ambarawa, Gombong serta Ngawi. Di tahun 1847 dia gantikan Cochius jadi kepala KNIL. Di tahun 1848 dia resmikan benteng Fort Generaal Cochius. (Telah jadi kelaziman cuma menyimpan nama tentara yang telah non aktif untuk penghormatan, ditambah lagi yang dipandang berjasa).

Luitenant Generaal Johan Cornelis Van der Wijck; Dia ialah keponakan Luitenan Generaal Carel Van der Wijck. Ayahnya ialah Herman Constantinj Van der Wijck adalah adik dari Carel Van der Wijck. Karier militernya cukup cepat sebab koneksi 2 orang kakaknya yaitu Carel Herman Aart Van der Wijck (Gubernur Jendral Hindia Belanda) serta Herman Marinus Van der Wijck (Menteri Kelautan Belanda). (sumber data M. Parwoko)

Kisah Singkat Van der Wijck yang ke 3 

Van der Wijck berikut peluang yang menyebabkan hilangnya tulisan Chocius serta timbulnya tulisan dinasti " Van Der Wijck".

Jhr. Johan Cornelis van der Wijck lahir pada tanggal 11 Januari 1848 di Buitenzorg (teritori Istana serta Kebun Raya Bogor). Dia ialah adalah seorang Letnan Jenderal dari Militer Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) yang memegang untuk Gubernur Aceh. Van der Wijck dididik di Koninklijke Militaire Academie serta di tahun 1869 serta dipropagandakan jadi Letnan Dua. 

Di tahun 1874 dia dipropagandakan jadi Letnan Satu serta jadi Komandan Departemen Militer III. Van der Wijck jadi Kapten di tahun 1888, Mayor pada tahun 1892 serta Letnan Kolonel di tahun 1894. Pada 1895 serta 1898 dia jadi Komandan militer di Palembang.

Setelah itu di tahun 1880 dia jadi Komandan Infanteri di Magelang. Di tahun 1898 Van der Wijck dipropagandakan jadi Kolonel serta di tahun 1900 dia berpangkat Mayor Jenderal serta jadi Komandan Penting dari Departemen Militer II di Jawa. Selanjutnya dia jadi Kepala Persenjataan Infanteri dan Kepala Departemen II Kementerian Perang Belanda di Hindia Belanda.

Sebab mutunya, Pemerintah Belanda mengusung Van der Wijck jadi Kepala KNIL di tahun 1903. Di tahun 1904 Van der Wijck jadi Gubernur Sipil serta Militer sesaat di Aceh. Satu tahun selanjutnya dia dihentikan dari pekerjaannya di Aceh. Di tahun 1905 Van der Wijck jadi Letnan Jenderal, Komandan Tentara serta Kepala Departemen Perang di Hindia Belanda. 

Di tahun yang serupa dia jadi anggota Komite Palang Merah Pusat Hindia Belanda. Atas permohonannya sendiri Van der Wijck pensiun dari militer di tahun 1907. Dia memperoleh penghargaan dari Pemerintah Belanda atas layanan – jasanya. Ia mendapatkan gelar Kesatria Singa Belanda serta terima Medali Aceh untuk prestasi militernya di Kraton semasa Perang Aceh. Ia mendapatkan Gelar Kehormatan atas tindakan militernya di XII serta XXVI Mukims di Aceh di tahun 1879.

No comments:

Post a Comment